Bersama MIGI, aku pertama kalinya merasakan menjadi musisi profesional yang dilegitimasi saat kami menandatangani kontrak rekaman suara dengan salah satu label besar untuk merilis dua single dalam sebuah album kompilasi.
Kami sempat merasakan seru dan lelahnya promo tur di puluhan radio di Jawa Tengah dan sekitarnya, juga tampil menjadi bintang tamu di festival-festival band.
Pada masa itu, akibat tuntutan proses kreatif—aku mulai tertarik untuk meriset & mengembangkan instrumen musikku sendiri, hingga terlahirlah Medina v1.0. Gitar merah putih yang rumit dengan sekelumit prosesor sinyal dan eksperimentasi elektronika lainnya.
Medina dibuat tanpa merek. Karenanya pada sebuah potongan micropore paper tape aku tulis JRENG! lalu kemudian aku lekatkan pada headstocknya.
Hingga kini, nama itu jadi julukan yang terus melekat—sebagai pengingat, segala bentuk inspirasi yang diekspresikan menjadi sebuah karya tidak pernah luput dari riset dan pengembangan dalam proses kreatifnya.
PS:
aku baru sadar, sebelum akrab dengan semboyan
حب الوطن من الإیمان
(cinta akan tanah air adalah sebagian dari iman), ternyata dari dulu hobi pakai pernak-pernik merah putih 🇮🇩 dan Garuda Pancasila.
Fun trivia facts:
Aku bersama Tirta Nugraha, Adman Maliawan, dan Bayu Prasetyo resmi tergabung dalam sebuah band bernama MIGI bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional – 20 Mei.
JRENG! pertama kali mengunggah video (ke youtube) bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila – 1 Oktober.